Selasa, 19 Mei 2009

UPAYA GURU AGAMA DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA/SISWA

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai remaja yang terutama berkaitan dengan masalah kenakalan adalah merupakan masalah yang dirasakan sangatlah penting dan menarik untuk dibahas karena seseorang yang namanya remaja yang merupakan bagian dari generasi muda adalah aset Nasional dan merupakan tumpuhan harapan bagi masa depan bangsa dan Negara serta agama. Untuk mewujudkan semuanya dan demi kejayaan bangsa dan Negara serta agama kita ini, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua baik orang tua, pendidik (guru) dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan atau berpengetahuan yang luas dengan jalan membimbing dan menjadikan mereka semua sehingga menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab secara moral. Dengan proses penbimbingan dan mengarahkan generasi muda yang tangguh dan memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah cukup rasanya, akan tetapi semuanya haruslah di lengkapi dengan adanya penanaman jiwa keberagamaan yang tinggi. Dan berkaitan dengan hal ini maka Winarno Surakhmad mengatakan:
“Adalah suatu fakta di dalam sejarah pembangunan umat yang akan memelihara keberlangsungan hidupnya untuk senantiasa menyerahkan dan mempercayakan hidupnya di dalam tangan generasi yang lebih muda. Generasi muda itulah yang kemudian memikul tanggung jawab untuk tidak saja memelihara kelangsungan hidup umatnya tetapi juga meningkatkan harkat hidup tersebut. Apabila generasi muda yang seharusnya menerima tugas penulisan sejarah bangsanya tidak memiliki kesiapan dan kemampuan yang diperlukan oleh kehidupan bangsa itu, niscaya berlangsung kearah kegersangan menuju kepada kekerdilan dan akhirnya sampai pada kehancuran. Karna itu, kedudukan angkatan muda dalam suatu masyarakat adalah vital bagi masyarakat itu.1)

Kalau kita lihat pendapat di atas mengandung arti bahwa tanggung jawab dari generasi muda (remaja) di masa yang akan datang sangatlah berat, yaitu mempertahankan kelangsungan hidup dan meningkatkan harkat hidup umat manusia. Untuk itu adanya upaya-upaya pendidikan dan pembinaan moral (akhlak) terhadap remaja sebagai generasi penerus suatu bangsa sangatlah wajar dan mutlak diperlukan dengan kepribadian yang memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia sebagai bekal hidup dimasa yang akan datang. Yang sudah pasti tantangan dan hambatan untuk membangun sebuah kemajuan atau peradapan baru lebih besar dari saat ini. Sebab apabila dari pribadi generasi muda telah memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia, maka keberlangsumgan hidup suatu bangsa akan dapat di pertahankan. Namun sebaliknya, apabila para remaja memiliki akhlak yang rendah atau rusak, maka akan terjadilah kerusakan terhadap keberlangsungan hidup bangsa itu.
Dewasa ini tuntutan akan pendidikan semakin meningkat. Hal ini merupakan dorongan yang sangat kuat untuk membangun ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin maju untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sedemikian rupa, maka tidak dapat di elakkan lagi kalau pendidikan memegang peran penting dalam menghadapi era yang moderen saat ini.
Setiap orang menyadari bahwa harapan di masa yang akan datang terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar putra putrinya kelak menjadi orang yang berguna. Oleh karna itu perlu pembinaan yang terarah bagi putra putrinya sebagai generasi penerus bangsa, sehingga mereka dapat memenuhi harapan yang di cita-citakan. Pembinaan dan pengembangan generasi muda dilakukan secara nasional, menyeluruh dan terpadu. Pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, keluarga, masyarakat, pemuda dan pemerintah serta di tunjukkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
Remaja adalah masyarakat yang akan datang. Dapat di perkirakan bahwa gambaran kaum remaja sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan datang, baik buruknya bentuk dan susunan masyarakat, bangunan moral dan intelektual, dalam penghayatan terhadap agama, kesadaran kebangsaan, dan derajat kemajuan prilaku dan kepribadian antara sesama masyarakat yang akan datang tergantung kepada remaja sekarang.2)
Pendidikan nasional yang di laksanakan di Indonesia merupakan upaya pemerintah dalam rangka membangun manusia Indonesia agar berkualitas tinggi secara lahir maupun batinnya, pelaksanaan pendidikan nasional erat sekali kaitannya dengan perkembangan sumber daya manusia, agar potensi dasar yang dimiliki oleh manusia Indonesia dapat bermanfaat secara maksimal bagi kepentingan Bangsa dan Negara.
Seiring dengan hal ini, maka dalam pembangunan lima tahun kabinet persatuan Nasional telah menetapkan misi pembangunan bidang pendidikan sebagai berikut:
Perwujudan dan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.3)
Apa yang tertuang tentang TAP MPR RI. NO. IV/MPR/1999 di atas menunjukkan perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu perlunya meningkatkan kualitas Indonesia, agar bersumber daya manusia Indonesia dapat berkembang kearah peningkatan kualitas dengan memiliki sikap dan sifat dasar yang kompeten sebagai pembangunan bangsa dan Negara.
Namun demikian, pendidikan yang berlansung selama ini masih dianggap kurang bermakna bagi pengembangan pribadi dan watak peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus sosial kemasyarakatan, yang terjadi cenderung membahayakan kepentingan bersama dan kurang memiliki kepekaan yang cukup untuk membina toleransi dan keberagamaan dalam kondisi masyarakat yang kian majmuk dengan berbagai macam kepentingannya.
Namun kenyataan telah menunjukkan bahwa perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengakibatkan perubahan sosial, dengan semakin canggihnya teknologi komonikasi, transportasi dan sistem informasi membuat perubahan masyarakat semakin melaju dengan cepat. Dalam menghadapi situasi yang demikian remaja sering kali memiliki jiwa yang lebih sensitif, yang pada akhirnya tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, norma agama, norma sosial serta norma hidup dimasyarakat oleh karena itu remaja akan cenderung mempunyai tingkah laku yang tidak wajar dalam arti melakukan tindakkan yang tidak pantas.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja itu berbeda, dalam hal ini Prof.Dr.Zakiyah Daradjat menyatakan: Dinegara kita persoalan ini sangat menarik perhatian, kita dengar anak belasan tahun berbuat jahat, menganggu ketentraman umum misalnya: mabuk-mabukan, kebut kebutan dan main-main dengan wanita.4)
Apakah yang menimbulkan kenakalan remaja tersebut? Barangkali jawaban pertanyaan inilah yang dapat dipakai sebagai landasan berpijak untuk menemukan berbagai aternatif pemecahannya. Dalam bukunnya “Kesehatan Mental” mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja adalah sebagai berikut:
1. Kurang pendidikan
2. Kurang pengertian orang tua tentang pendidikan
3. Kurang teraturnya pengisian waktu
4. Tidak stabilnya keadaan sosial, politik dan ekonomi
5. Banyaknya film dan buku-buku bacaan yang tidak baik
6. Menyusutnya moral dan mental orang dewasa
7. Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik
8. Kurangnya perhatian masyarakat dalam pendidikan anak.5)


Adapun gejala-gejala kenakalan remaja atau siswa yang di lakukan di sekolah jenisnya bermacam-macam, dan bisa di golongkan kedalam bentuk kenakalan yang berbentuk kenakalan ringan. Adapun bentuk dan jenis kenakalan ringan adalah:
1. Tidak patuh kepada orang tua dan guru
2. Lari atau bolos dari sekolah
3. Sering berkelahi
4. Cara berpakaian yang tidak sopan

Meskipun kenakalan yang terjadi masih dalam bentuk kenakalan yang ringan hal itu sudah termasuk dalam kurangnya penghayatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai pendidikan agama islam yang di ajarkan oleh guru agama. Dan hal itu merupakan sifat yang tercela dan tidak mencerminkan etika ajaran agama islam yang baik.
Beberapa faktor penyebab kenakalan remaja yang tampak dalam kutipan di atas dapat diamati bahwa faktor-faktor tersebut bersumber pada tiga keadaan yang terjadi dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karna itu upaya untuk mengatasinya merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru di sekolah dan masyarakat.
Kegiatan pendidikan di sekolah, sampai saat ini masih merupakan wahana sentral dalam mengatasi berbagai bentuk kenakalan remaja yang terjadi. Oleh karna itu segala apa yang terjadi dalam lingkungan di luar sekolah, senantiasa mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan dan pembelajaran sekolah. Hal seperti ini cukup disadari oleh para guru dan pengelolah lembaga pendidikan, dan mereka melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan memaksimalkan kasus-kasus yang terjadi akibat kenakalan siswanya melalui penerapan tata tertib pembelajaran moral, agama dan norma-norma susila lainnya.
Oleh karma itu kedudukan guru terutama guru agama memiliki peran yang sangat penting dalam turut serta mengatasi terjadinya kenakalan siswanya, sebab guru agama merupakan sosok yang bertanggung jawab langsung terhadap pembinaan moral dan menanamkan norma hukum tentang baik buruk serta tanggung jawab seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di dunia maupun di akherat.
Mengingat betapa pentingnya peranan remaja sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa. Maka masalah tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap remaja yang masih mempunyai status siswa. Dengan demikian peneliti dapat melihat lebih dekat terhadap kehidupan remaja, khususnya remaja atau siswa yang pernah atau telibat kenakalan. Oleh karna itu penulis terdorong untuk meneliti sebagaimana penulis mengambil judul:
“UPAYA GURU AGAMA DALAM MENAGGULANGI KENAKALAN REMAJA/SISWA (STUDI KASUS DI SMP WAHID HASIM SUMBER WUDI KARANGGENENG LAMONGAN)”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa persoalan yang perlu diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk/jenis-jenis kenakalan yang dilakukan oleh siswa di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan
2. Hal-hal apakah yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan
3. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan




C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan persoalan yang telah dikemukakan di atas peneliti bertujuan:
1. Ingin mengetahui atau mendiskripsikan bentuk-bentuk/jenis-jenis kenakalan siswa di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan
2. Ingin mengetahui penyebab terjadinya kenakalan yang dilakukan siswa di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan
3. Memperoleh gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama, di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan

D. Manfaat Penelitian
Selain untuk mencapai tujuan yang di harapkan di atas, penelitian ini nantinya di harapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan.
2. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan mengambil kebijakan dalam rangka mengantisipasi adanya kenakalan siswa.
3. Bagi Almamater Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, untuk dapat menambah pembendaharaan kepustakaan, terutama bagi Pendidikan Agama Islam.

E. Metode Penelitian
Metode adalah, cara kerja untuk memahami suatu objek. Dengan demikian metode mempunyai arti yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah, karena akan memperlancar proses pembahasan dalam penulisan skripsi ini.
Arief Furchan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian ialah strategi umum yang di anut dalam pengumpulan dan analisa data yang di perlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.6) Sebagai langkah yang strategis untuk mencapai tujuan penelitian maka perlu digunakan berbagai metode penelitian.

1. Jenis Penelitian
Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif, dimana peneliti harus mengunakan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti data. Dalam berupaya mencapai wawasan imajinatif kedalam dunia Respoden, peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak.
Pada hakekatnya penelitian Kualitatif ini digunakan karna beberapa pertimbangan antara lain: pertama, menyesuaikan metode kualiatif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsuang hakekat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dari terhadap pola-pola yang dihadapi.7)
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.8)
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.9)
Oleh karna itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan hasil penelitian.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah SMP Wahid Hasim, yang terletak di Jalan Sumber Wudi Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan.
Peneliti mengambil objek penelitian di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan, karna lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan tidak memakan biayaya yang cukup banyak, disamping itu, sebatas pengetahuan peneliti, peneliti sering kali melihat para siswa nongkrong-nongkrong di jembatan pada waktu jam-jam sekolah. Maka peneliti ingin melihat lebih dekat aktifitas siswa serta kenakalan-kenakalan apa saja yang dilakukan siswa di sekolah maupun di luar sekolah, dan faktor apa yang mempengaruhinya. Dan peneliti juga ingin mengetahui upaya apa saja yang di lakukan oleh guru agama sebagai pendidik.
3. Informan/Responden
Yang dijadikan sebagai sumber informasi/responden untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini adalah:
a. Para siswa SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan. Karna banyaknya siswa yang berada di sekolah tersebut maka peneliti hanya mengambil sebagian dari siswa yang tergolong siswa yang nakal, karna hal tersebut sudah mewakili dari seluruh siswa.
b. Para guru Agama yang berada di SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan.
c. Kepala sekolah SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan.


4. Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini maka peneliti mengunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi yaitu penyelidikan yang dilakukan dengan mengadakan pengindraan kepada objeknya dengan sengaja dan mengadakan pencatatan-pencatatan.10) Metode ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara sistematika terhadap objek, baru kemudian dilakukan pencatatan setelah penelitian itu selesai.
b. Metode Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data, dengan cara mencari data, atau informasi, yang sudah dicatat/dipublikasikan dalam beberapa dokumen yang ada, seperti buku induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, metode cepat, legenda dan lain sebaginya.11)


c. Metode Interview
Sutrisno Hadi mengatakan : “Interview adalah sebagai suatu preses tanya jawab dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat yang lain dapat mendengarkan dengan telinganya sendiri tampaknya merupakan alat pengumpul informasi langsung terhadap beberapa jenis data sosial ”.12)

5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, yang penulis peroleh dari observasi (penelitian), interview, dan Dokumentasi, penulis menggunakan teknik analisis Deskriptif Kualitatif. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah penyajian dan analisa data. Dalam menganalisa data ini digunakan teknik yang sesuai dengan data yaitu, data Deskriptif. Adapun yang dimaksud Deskriptif, menurut pendapat Winarno Surakhmat, adalah menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.13)
Dengan demikian data yang telah terkumpul, kemudian disimpulkan dan ditafsirkan, sehingga terdapat berbagai masalah yang timbul dapat diuraikan dengan tepat dan jelas.

F. Penegasan Judul
Untuk mempermuda dalam memahami judul Skripsi ini dan mengetahui arah dan tujuan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini akan di paparkan penegasan judul sebagai berikut:
1. Upaya yaitu suatu usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persolan, mencari jalan keluar dan sebagainya
2. Guru Agama yuitu Guru bidang studi Agama Islam, yakni seorang pendidik yang mengajarkan tentang keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, serta akhlak yang baik
3. Menanggulangi yaitu proses, perbuatan, dan cara penanggulanganan atau pencegahan. Yang dimaksud dengan upaya menanggulangi dalam skripsi ini adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memecah persoalan kenakalan remaja/siswa yang ada dengan cara melakukan, tindakan secara preventif (mencegah timbulnya kenakalan remaja/siswa), dan tindakan represif (menghalangi timbulnya kenakalan remaja/siswa yang lebih parah)
4. Kenakalan yaitu tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma dan hukum yang berlaku dalam masyarakat sekolah
5. Siswa/remaja yaitu peserta atau anak didik yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yang masih memerlukan bimbingan pendidikan secara intensif.

G. Sistematika Pembahasan.
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari IV ( empat ) yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab.
Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab Satu, merupakan Pendahuluan, dalam hal ini membahas secara global yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Metode penelitian, penegasan judul, serta sistematika pembahasan.
Bab Dua, merupakan kajian teori yang membahas tentang, pengertian remaja dan perkembangannya, pengertian kenakalan remaja dan sebab-sebab terjadinya kenakalan remaja, fakror-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja dan upaya penanggulangan kenakalan siswa/remaja.
Bab Tiga, merupakan laporan hasil penelitian, yang didalamnya berisi tentang Deskriptif singkat, latar belakang objek penelitian, bentuk/jenis-jenis kenakalan yang dilakukan oleh siswa SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan, hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan dan upaya yang dilakukan guru agama dalam menanggulangi kenakalan siswa SMP Wahid Hasim Sumber Wudi Karanggeneng Lamongan.
Bab Empat, merupakan konsep akhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran-saran.